Boyolali Jawa Tengah | Mata Lensa Online.com
Buat para pendaki, Gunung Merbabu jelas masuk list “wajib naik.” Tingginya 3.145 mdpl, punya padang sabana cantik, dan panorama 360 derajat yang bikin siapa pun betah di puncak. Tapi di balik keindahannya, Merbabu ternyata nyimpen segudang misteri dan sejarah panjang yang jarang dibahas.
Nama “Merbabu” sendiri berasal dari kata meru (gunung) dan babu (wanita/perawan). Julukan ini bikin gunung ini dianggap anggun sekaligus sakral. Sejarawan mencatat, sejak abad ke-15 kawasan Merbabu udah jadi pusat budaya dan keagamaan. Bahkan, beberapa situs arkeologi kayak arca, prasasti, sampai reruntuhan candi masih bisa ditemukan di lerengnya.
Tapi yang bikin bulu kuduk merinding, banyak cerita mistis beredar di kalangan pendaki. Ada yang bilang sering dengar suara gamelan pas malam hari, melihat cahaya misterius di puncak, sampai ketemu penampakan sosok prajurit dan wanita berjubah putih. Beberapa jalur pendakian seperti Wekas dan Selo juga punya titik keramat yang katanya harus dijaga sopan santun.
“Merbabu itu nggak cuma jalur pendakian, tapi juga ruang spiritual. Ada banyak tempat yang dianggap pasarean (peristirahatan) roh leluhur,” kata salah satu juru kunci di Desa Kopeng.
Meski begitu, daya tarik Merbabu nggak pernah luntur. Sabana satu dan sabana dua jadi spot favorit, apalagi kalau sunrise muncul dengan latar Gunung Merapi, Sindoro, Sumbing, hingga Lawu.
Buat Gen Z, Merbabu adalah tempat cari healing vibes sekaligus konten estetik. Buat milenial, Merbabu jadi ruang refleksi, tempat nginget lagi betapa kayanya sejarah dan budaya negeri ini. Tapi, ada satu pesan yang sama: naik gunung bukan cuma soal foto atau cerita mistis. Jaga kebersihan, jaga sikap, dan hormati alam biar keindahan Merbabu tetap lestari buat generasi berikutnya. (Supendi)